Peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI
Oleh Siti Faridatul Laelia XI-NS 4 2400020
Latar Belakang
• Tahun 1951 D.N. Aidit terpilih menjadi ketua PKI , sejak itu D.N. Aidit mulai menyusun program-program untuk bangkit.
• Peristiwa Razia Agustus 1951 (penangkapan para kader PKI)
• PKI mengubah strategi organisasinya yaitu dengan melakukan penyusupan ke organisasi- organisasi yang ada baik politik maupun angkatan bersenjata.
• PKI merupakan Salah satu partai besar Indonesia yang menang dalam pemilu 1955
• Tahun 1964 dibentuklah Biro Khusus (dipilihlah Pono, Bono, dan Syam Kamaruzaman sebagai ketuanya )
• PKI membina kader-kadernya dan memberi latihan kemiliteran pada anggota Pemuda Rakyat (PR) dan Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) melalui Biro Khusus
• PKI menyerang pihak yang dianggap lawan melalui rapat-rapat umum, kampanye dan poster propaganda.
• PKI mencap musuh-musuh politiknya sebagai setan desa, setan kota, kabir (kapitalis birokrat), kontrev (kontra revolusi), agen NEKOLIM (neokolonialisme dan imperalisme), dll
• Pada 14 Januari 1965 D.N. Aidit menuntut pemerintah mempersenjatai kaum buruh dan tani dengan alasan menghancurkan NEKOLIM
• PKI mengusulkan dibentuknya Angkatan kelima.
• Pada 17 Januari 1965 diadakan pertemuan kebulatan tekad di Jakarta.
• Usulan PKI ditolak secara tegas oleh angkatan Darat.
Latihan Sukarelawan di Lubang Buaya
• Mulai 5 Juli – 30 September 1965
• Untuk mempersiapkan pemberontakan, PKI mengadakan latihan kemiliteran bagi anggotanya.
• Dalih yang dipakai melatih sukarelawan dalam rangka konfrontasi terhadap Malaysia.
• Anggota yang dilatih ± 3700 0rang.
• Selain di lubang Buaya, latihan juga diadakan di Rawa Binong ±2 km dari Lubang Buaya.
• Latihan dipimpin oleh oknum ABRI yang sudah dibina PKI.
Peristiwa G 30 S/PKI
• Pada Agustus 1965 Presiden Soekarno dikabarkan sakit keras dan akan meninggal atau lumpuh.
• Ada isu Dewan Jenderal akan mengambil alih kekuasaan
• D.N Aidit memanfaatkan keadaan untuk merebut kekuasaan
• Sasaran utama aksi PKI yaitu melenyapkan Angkatan Darat (kelompok militer yang tidak berhasil di bina oleh Biro Khusus)
Rapat Persiapan Pemberontakan
• Pada September 1965 D.N. Aidit memerintahkan Syam Kamaruzaman Pimpinan Biro Khusus untuk menyusun rencana pemberontkan.
• Syam mengadakan rapat sebanyak 16 kali dengan Pono dan Waluyo anggota Biro Khusus Pusat, daerah dan oknum ABRI yang dibina PKI.
• Rapat terakhir memutuskan sebuah gerakan yang diberi nama “Gerakan 30 September”, pada kenyataannya gerakan ini mulai bergerak dini hari, 1 Oktober 1965 yang diawali dengan menculik para pejabat teras TNI-AD.
Agenda Kegiatan
• Menculik para jenderal pimpinan TNI-AD untuk melumpuhkan kekuatan ABRI
• Menduduki gedung RRI
• Memperkuat basis pertahanan PKI di Lubang Buaya
• Membentuk Dewan Revolusi pengganti Pemerintah sipil.
• Mendemisionerkan kabinet Dwipora dan membenuk pemerintahan berdasarkan NASAKOM
Penculikan
• Pukul 02.30 tanggal 01 Oktober 1965 pasukan penculik G 30 S/PKI berkumpul di Lubang Buaya
• Pasukan ini bernama Pasopati
• Pemimpin : Lettu Dul Arief
• Pasukan ini memakai seragam Cakrabirawa
Korban Penculikan dan Penyiksaan
- Letnan Jenderal Achmad Yani (Menteri/Panglima AD)
- Mayor Jenderal R. Soeprapto (Deputi II Panglima AD)
- Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Panglima AD)
- Mayor Jenderal Suwando Parman (Asisten I Panglima AD)
- Brigadir jenderal Donald Izacus Pandjaitan (Asisten IV Panglima AD)
- Brigadir Jenderal Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman/Oditur)
- Letnan I Pierre Tendenan (Ajudan Jenderal A. H. Nasution)
Ket warna merah : Perwira TNI yang telah mati ditembak sebelum dibawa ke Lubang Buaya
Penganiayaan
• Di Lubang Buaya tubuh para Perwira dirusak dengan benda tumpul dan senjata tajam
• Sementara yang masih hidup disiksa dan satu-persatu kepala mereka di tembak
• Pelaku penganiayaan : anggota Pemuda Rakyat (PR), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) dan ormas PKI lainnya.
• Jenderal Abdul Haris Nasution (Menteri Kompartemen HanKam/Kepala staff ABRI) berhasil meloloskan diri
• Namun putrinya turut menjadi korban penculikan (Ade Irma Nasution)
• Korban dilemparkan ke dalam sumur tua yang sempit dengan kedalaman 12 m dan diameter 75 cm dengan posisi kepala dibawah
• Gerombolan G 30 S/PKI menutup sumur dengan timbunan batang-batang pisang dan ditutup dengan tanah
• Sebagai tipuan mereka menggali lubang- lubang di sekitar sumur
Penumpasan G 30 S/PKI
• Pada 1 Oktober 1965
• PKI menguasai Pusat Telekomunikasi dan RRI Pusat
• PKI mengumumkan telah menyelamatkan negara dari kudeta “Dewan jenderal” pembentukan Dewan Revolusi dan pendemisioneran kabinet.
• Kostrad Jenderal Soeharto mengambil Alih Pimpinan sementara ABRI
• RPKAD berhasil menguasai Kedua Gedung tsb.
• Menggunakan unsur-unsur KOSTRAD dan kesatuan militer yang masih Setia ( Batalion 328 Kujang/Siliwangi, Batalion 2 Kaveleri, Batalion I Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)
• RPKAD dibawah komando Kolonel Sarwo Edhie Wibowo
• Pada 02 Oktober 1965 : Pengamanan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma
• Dalam waktu singkat Pemberontakan G 30 S/PKI berhasil digagalkan.
• Pada 03 Oktober 1965 memperoleh petunjuk dari anggota POLRI yang pernah ditawan
• Pada 04 Oktober 1965 pengangkatan jenazah oleh Anggota Kesatuan Intai Para Amfibi (KIPAM) dari marinir (KKO-TNI-AL) dan anggota RPKAD
• Disaksikan oleh Mayor Jenderal TNI Soeharto
• Pada 22 November 1965 penangkapan Ketua PKI D.N. Aidit di kampung Sambeng Gede, Surakarta
• Sebelumnya D.N. Aidit melarikan diri ke Jawa Tengah secara berpindah-pindah tempat atas basis perlindungan PKI
• Pada 23 Oktober 1965 diadakan Rapat Raksasa di Lapangan Banteng Jakarta
• Front Pancasila mengajukan sebuah resolusi menuntut pembubaran PKI dan mengadili tokoh-tokoh PKI.
tambahan
• Lahir Surat Perintah 11 Maret 1966 yang berisi pemberian wewenang kepada Soeharto
• Berdasarkan pada Surat Perintah 11 Maret 1966, pada tanggal 12 Maret 1966 Letjen TNI Soeharto, atas nama Presiden Panglima Tertinggi ABRI/ Mandataris MPRS/ Panglima Besar Revolusi mengeluarkan keputusan tentang pembubaran PKI dan organisasi-organisasi massanya serta pernyataan sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah kekuasaan Republik Indonesia
• Keputusan ini disambut hangat oleh seluruh rakyat Indonesia.
“CITA-CITA PERJUANGAN KAMI UNTUK MENEGAKKAN KEMURNIAN PANCASILA TIDAK MUNGKIN DIPATAHKAN HANYA DENGAN MENGUBUR KAMI DALAM SUMUR INI”
Lubang Buaya, 01 Oktober 1965
Referensi : Buku Panduan Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta
Buku SEJARAH untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPA KTSP 2006, Magdalia Alfian, Nana Nurliana Soeyono dan Sudarini Suhartono, penerbit ESIS, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar