Upacara Grebeg
Grebeg
adalah upacara adat di Kraton Yogyakarta yang diselenggarakan tiga kali dalam
setahun. Upacara ini dilaksanakan untuk memperingati hari besar Islam
bertepatan dengan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW (grebeg Maulud), Hari Raya
Idul Fitri (grebeg Syawal), dan Hari Raya Idul Adha (grebeg Besar). Mengenai
istilah Grebeg ini berasal dari bahasa Jawa “Grebeg” yang berarti “diiringi
para pengikut”. Karena perjalanan sultan keluar dari istana itu memang selalu
diikuti banyak orang sehingga disebut Grebeg. Pengertian lain mengatakan bahwa
karena gunungan itu diperebutkan warga masyarakat yang berarti di grebeg, maka
disebut Grebeg.
Pelaksanaan
upacara tersebut bertepatan dengan hari-hari besar Islam seperti :
1.
Grebeg
Syawal, dilaksanakan pada hari pertama bulan syawal untuk memperingati Hari
Raya Lebaran (Idul Fitri)
2.
Grebeg
Besar, dilaksanakan pada hari kesepuluhan bulan Besar (Dzulhijjah) untuk
memperingati Hari Raya Qurban (Idul Adha)
3.
Grebeg
Maulud, dilaksanakan pada hari kedua belas bulan Mulud (Robiul Awal) untuk
memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Pada
setiap Upacara Grebeg, sultan berkenan memberi sedekah berupa gunungan kepada
rakyatnya. Gunungan tersebut berisi makanan yang dibuat dari ketan, telur ayam,
buah-buahan, serta sayuran yang semuanya di bentuk seperti gunung (tumpeng
besar) sehingga disebut Gunungan. Gunungan ini sebagai simbol kemakmuran dan
kesejahteraan kerajaan Mataram.
Upacara
adat ini diawali dari halaman Kemandungan Lor (Keben). Dengan dikawal oleh
prajurit kraton, gunungan yang berada di Bangsal Ponconiti dibawa oleh abdidalem
menuju Alun-alun Lor melalui Halaman Sitihinggil Lor dan Bangsal Pagelaran.
Setibanya di Alun-alun Lor gunungan tersebut disambut dengan tembakan salvo
oleh prajurit kraton sebagai penghormatan.
Selanjutnya
gunungan tersebut dibawa menuju halaman Masjid Agung untuk dibacakan doa
terlebih dahulu oleh Abdidalem Penghulu Kraton, demi kemulian sultan, kebahagian,
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, keagungan agama serta keselamatan bagi
kraton, nusa dan bangsa pada umumnya. Setelah itu gunungan tersebut
diperebutkan oleh masyarakat yang ingin mendapatkan berkah dari gunungan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar